Sabtu, 01 September 2012

Jumlah atau Ukuran Sampel



Besarnya “jumlah atau sampel” merupakan salah satu hal yang perlu dicermati oleh setiap peneliti dengan sangat berhati-hati dalam memahaminya. Dalam banyak kasus sering kali dipertanyakan tentang validitas penelitian sehubungan dengan jumlah sampel yang diambil.
Dalam banyak kepustakaan sering disebut-sebut bahwa jumlah sampel yang dinilai cukup mewakili adalah sebanyak 5-10% populasi. Padahal secara konseptual jika populasinya seragam secara sempurna (full homogen), sampel tunggal atau hanya berjumlah 1 saja sebenarnya sudah dapat dianggap mewakili. Dilain pihak, meskipun ukuran sampel relatif besar tidak dijamin ketepatannya, manakala sampel yang terpilih ternyata tidak mewakili semua sumber keragaman yang dimiliki oleh populasinya apalagi jika hanya mewakili sub populasi tertentu yang proporsi ukurannya relatif besar.
Sehubungan dengan analisis-analasis terhadap penentuan jumlah sampel tersebut diatas dibawah ini disampaikan panduan yang relatif dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, yaitu:
  1. Jumlah atau Ukuran Sampel
     sifat populasinya; semakin besar jumlahnya akan semakin baik. Tapi kalau bersifat full homogen dapat diambil satu sampel saja.
  2. Jika populasinya heterogen, tentukan sampel dengan menggunakan teknik acak kelompok banyak tahap, untuk memenuhi persyaratan ketepatan sampal.
  3. Tetapkan jumlah sampel sesuai dengan alat analisisnya yang akan digunakan.
  4. Tergantung pentingnya penelitian, semakin penting makna informasi yang diperlukan jumlah sampel harus ditetapkan semakin banyak.
  5. Tergantung tersedianya sumberdaya, jika tersedia cukup tenaga pengumpul data yang dapat diandalkan, sementara waktu yang tersedia juga cukup longgar, dan dana yang disediakan tidak terbatas, jumlah sampel yang semakin banyak akan semakin baik pula.
Meskipun demikian, penetapan jumlah sampel pada batas minimal harus diakui sebagai suatu “kebodohan” yang mencerminkan ketidakseriusan. Artinya sejauh mungkin tetapkanlah jumlah sampel yang maksimal

teknik pilihan



Dalam banyak kasus penarikan contoh secara pilihan ini justru lebih dapat dihandalkan, karena responden yang terpilih benar-benar dapat dihandalkan sebagai sumber informasi yang diperlukan, sesuai dengan karakteristik atau keragaman yang dimilikinya. Beberapa teknik pilihan yang biasa dijumpai adalah:
  1. Purposive sampling
Yaitu pemilihan sampel melalui pilihan-pilihan berdasarkan kesesuaian karakteristik yang dimiliki calon sampel/responden dengan kriteria tertentu yang ditetapkan/dikehendaki oleh peneliti, sesuai dengan tujuan penelitiannya.
  1. Area sampling
Yaitu pengambilan sampel berdasarkan perbedaan karateristik wilayah, untuk kemudian dari masing-masing wilayah dipilih wakilnya sesuai dengan kriteria yang dikehendaki oleh tujuan penelitiannya.
  1. Teknik bola salju (snow ball sampling)
Yaitu teknik pemilihan sampel dengan terlebih dahulu menetapkan satu informan kunci untuk kemudian pemilihan sampel-sampel yang berikutnya, tergantung pada informasi atau pertimbangan yang diberikan oleh informan kunci tersebut.
Lebih lanjut berkaitan dengan penarikan contoh secara pilihan dalam banyak kepustakaan sering disebut-sebut adanya quota sampling atau proportional sampling. Kedua istilah ini sebenarnya lebih merujuk pada jumlah sampel yang akan diambil yaitu apakah dengan menetapkan jumlah (quota) tertentu apakah secara proporsional tergantung besar/kecilnya sub-populasi atau kelompok/kelas/lapisan yang akan diwakilinya.

teknik acak


Teknik acak sering dipakai dalam pengambilan sampel karena dianggap lebih obyektif atau terbebas dari intervensi subjektivitas peneliti. Teknik acak dapat dapat dibagi menjadi :
  1. Teknik acak sederhana
Pada teknik ini semua anggota sampel dianggap memiliki karakteristik yang sama. Sehingga setiap bagian populasi yang terambil sebagai sampel dapat mewakili populasinya. Teknik ini hanya dapat digunakan dalam populasi yang homogen atau populasi yang keragaman opulasinya tidak diketahui. Jika sebaran populasi tidak merata maka teknik ini akan menghadapi problem sample kecil, yaitu tidak terwakilinya keragaman populasi dalam sampel yang diambil.
  1. Teknik acak sistematis
Cara ini seperti pada cara acak sederhana, sedikit bedanya ada pada cara pengacakan pengambilan sampel. Pada cara ini sampel yang diambil berdasarkan urutan nomor dengan menggunakan selang.
  1. Teknik acak kelompok
Teknik ini merupakan campuran dari teknik pilihan dan acak. Sebelum dipilih populasi akan dibagi dahulu dalam kelompok-kelompok yang homogen berdasarkan sumber keragaman yang telah diketahui. Setelah itu barulah dari tiap-tiap kelompok diambel sampel yang mewakili kelompok tersebut. Cara ini lebih kuat dari pada teknik acak sederhana dari segi keragamannya.
  1. Teknik acak bertingkat
Penarikan contoh melalui teknik ini sebenarnya tidak berbeda dengan teknik acak kelompok, bedanya adalah pengelompokannya dilakukan berdasarkan tingkatan atau kelas tertentu.
  1. Teknik acak berlapis
Teknik ini cara pengelompokannya dilakukan secara berlapis dimana lapisan terkecil merupakan anggota dari lapis yang lebih besar.
Berkaitan dengan teknik pengambilan sampel secara acak ini perlu dipahami bahwa dalam kenyataannya jarang ditemui populasi yang benar-benar seragam (homogen). Dilain pihak seringkali masih sulit membedakan antara teknik acak berlapis dengan teknik acak bertingkat. Karena itu paling aman dapat ditetapkan dengan acak kelompok banyak tahap atau multi stage cluster random sampling. Yang dimaksud dengan teknik acak kelompok banyak tahap sebenarnya tidak berbeda dengan acak kelompok. Bedanya adalah pada teknik ini pengelompokannya dilakukan dengan beberapa tahap.


Ragam Teknik Sampling



Teknik pengambilan sampel dapat dibadakan menjadi yaitu teknik acak atau random (probably sampling), dan teknik pilihan (non-probability sampling). Dikatakan teknik acak karena setiap bagian dari populasi memiliki kemungkinan yang sama besar untuk menjadi sampel. Sedangkan pada teknik pilihan setiap bagian dari populasi akan memiliki kemungkinan yang tidak sama besar untuk menjadi sampel. Hanya bagian dari populasi yang memiliki kriteria yang sesuai dengan kriteria yang ditettapkan oleh penelitilah yang memiliki kemungkinan lebih besar.


ketepatan dan ketelian penarikan sampel



Sampel akan dikatakan tepat jika sampel yang diambel dapat benar-benar mewakili setiap sumber keragaman dari populasinya. Sedangkan ketelitian sampel merupakan besarnya jumlah sampel yang dapat mewakili populasinya. Ketepatan dan ketelitian sampel akan berdampak pada kesimpulan. Dengan sampel yang tepat dan teliti maka kesimpulan yang diambil atas populasi tersebut dapat diyakini kebenarannya.
Ketidak tepatan sampel merupakan adanya kesalahan pengambilan sampel dari suatu populasi. Dalam bahasa statistik, ketidak tepatan sampel jika rataan sampel memiliki selisih yang signifikan terhadap rataaan populasinya. Sedangkan ketidak telitian sampel ditunjukkan dari besarnya nilai keragaman atau varian.

sensus dan samping ( cara meneliti populasi )



Sensus merupakan cara pengambilan data, dimana dari seluruh populasi akan dijadikan sebagai data dari penelitian. Sesuai dengan pernyataan bahwa: semakin besarnya jumlah anggota populasi yang dijadikan sebagai data, maka akan semakin kecil kmungkinan kesalahan yang akan terjadi.
Dalam suatu penelitian cara sensus akan jarang digunakan. Hal ini dikarenakan :
  1. memerlukan biaya yang besar
  2. memerlukan waktu yang relatif lama, yang akan berakibat pada hasil penelitian yang akan kadaluwarsa
  3. mutu data yang terkumpul belum tentu baik, karena dengan banyaknya jumlah tenaga pengumpul data
Sampling merupakan cara pengambilan data dengan mewakilkan populasi pada beberapa anggota populasi tersebut saja. Cara ini biasanya akan lebih hemat jika dibandingkan dengan cara sensus. Namun cara ini juga memiliki beberapa kelmahan antara lain :
  1. ketidak tepatan, jika teknik samplingnya tidak mewakili keseluruhan sumber keragamannya
  2. ketidak telitian, jika jumlah sampel yang diambil terlalu kecil

gambar gambar populasi




ada komunitas di dalam setiap populasi



Selain populasi, ternyata penting juga mempelajari apa yag disebut komunitas. Kenapa? Karena setiap kelompok di dunia ini selalu memiliki komunitas, yaitu suatu kumpulan yang hidup atau tinggal secara bersama-sama di dalam suatu lingkungan tertentu. 
Misalnya: di sebuah hutan dimana banyak tinggal bermacam-macam hewan, ada sekelompok rusa yang memiliki kebiasaan hidup tersendiri.
Sekelompok rusa itulah yang dinamakan komunitas.  


di sebuah kota terdapat sekelompok orang yang secara berkala bertemu untuk mengadakan suatu kegiatan tour menggunakan motor Harley Davidson misalnya, itu juga merupakan sebuah komunitas.

 Dan keberadaan komunitas ini akan selalu ada dimanapun populasi ada. Komunitas dalam sebuah populasi ini sewaktu-waktu bisa berubah. Perubahan ini sering disebut dengan suksesi ekologi.
Perubahan bisa terjadi pada jenis atau pun jumlah makhluknya. 

Ada dua hal yang membedakan perubahan dalam komunitas ini, yaitu; perubahan primer dan perubahan sekunder
Perubahan primer adalah adanya tempat baru bagi sebuah atau beberapa populasi. 
Misalnya, sebuah pulau yang terbentuk akibat letusan gunung berapi, setelah bertahun-tahun lamanya ternyata telah dihuni oleh berbagai makhluk hidup yang beraneka ragam.

Sedangkan perubahan sekunder adalah perubahan yang terjadi akibat adanya gangguan tertentu, 
misalnya terjadinya kebakaran hutan menyebabkan hancurnya berbagai populasi yang ada di dalamnya. Kemudian, lambat laun akan berganti dengan populasi yang baru pada beberapa tahun berikutnya. Begitu seterusnya sehingga tidak akan pernah punah populasi pada suatu daerah tertentu selama masih terus tergantikan dengan populasi-populasi lainnya yang sama ataupun yang berbeda.

Hanya kehancuran dunia ini saja yang akan menghancurkan seluruh populasi yang ada di dalamnya. Dan selama kita masih terus mempelajarinya, masih selalu ada jalan untuk menikmati dan menjaga apa yang ada di dunia ini sebagai sebuah populasi yang besar.

faktor faktor


Faktor-faktor yang Mempengaruhi Populasi

Dalam dua bidang geografi dan biologi, mengingat populasi merupakan kata yang erat hubungannya dengan makhluk hidup, maka ada banyak faktor yang mempengaruhi keberadaannya di dunia ini. Ada dua faktor besar yang mempengaruhi populasi dalam hal ini, yaitu faktor jumlah dan faktor lingkungan.

Faktor jumlah   : sebuah populasi bisa hidup dengan ideal dan berlanjut aman jika jumlah yang ada masih tergolong ideal. Faktor jumlah ini sebenarnya tidak bisa lepas dari faktor lingkungannya. Semakin ideal jumlah anggota dalam sebuah kelompok, semakin tinggi pula tingkat keamanan dan kelangsungan hidup yang bisa diraih.
Inti : jika jumlah suatu kelompok semakin lama semakin berkurang, maka hal itu bisa merupakan tanda-tanda kepunahan
Misalnya, jumlah komodo di dunia ini yang semakin lama semakin sedikit, maka perlu diadakan upaya pelestariannya sehingga populasi komodo tidak akan mengalami kepunahan.

faktor lingkungan : Semakin baik lingkungan, semakin bagus pula jumlah populasi yang ada. Lingkungan disini mencakup ketersediaan jumlah makanan, predator atau pemangsa, persaingan antara sesama makhluk hidup berjenis sama atau pun berbeda, iklim atau cuaca, dan juga adanya sebuah penyakit.
Seperti pada manusia misalnya, selama persediaan air dan sumber-sumber makanan di dunia ini masih banyak sehingga tidak akan terjadi perebutan yang tidak sehat, iklim dan cuaca yang masih bersahabat dengan keadaan tubuh manusia, dan tidak adanya wabah penyakit yang menyerang secara besar-besaran, maka populasi di dunia ini masih akan terus bisa bertahan. 

sifat sifat populasi


Sementara itu, berdasarkan dari sifatnya, populasi dibagi menjadi dua:
  1. Populasi homogen, yaitu sekelompok yang memiliki ciri dan sifat yang sama sehingga tidak lagi ada permasalahan jumlah di dalamnya. Misalnya, singa betina, wanita yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga, yang buahnya manis, dan sebagainya tumbuhan.
  2. Populasi heterogen, yaitu sekelompok yang terdiri dari lebih dari satu sifat atau karakteristik yang sama sehingga dalam hal ini jika diadakan suatu penelitian, haruslah ditetapkan batasan-batasannya terlebih dahulu. Misalnya semua hewan, semua tumbuhan, penduduk dunia, dan lain-lain.

populasi terbatas dan tidak terbatas


Secara umum, kata populasi yang selama ini kita gunakan, dalam bidang apa pun, terbagi menjadi dua macam:
  1. Populasi terbatas, yaitu populasi yang jumlahnya terbatas sesuai dengan yang dimaksud oleh si pembicara.                                                    Misalnya, jumlah penduduk di wilayah Jawa Tengah, jumlah ikan hiu di sebuah lautan, atau jumlah pohon cemara di hutan tertentu, dan sebagainya.
  2. Populasi tak terbatas, yaitu populasi dengan jumlah tidak ditentukan. Misalnya, cara berkembang biak mamalia, kebiasaan buruk manusia, dan lain-lain.
Pembatasan ataupun pembebasan jumlah dari populasi yang disebutkan di atas biasanya digunakan dalam bidang statistika untuk mengetahui hasil dari sebuah penelitian. Dari populasi yang telah ditentukan tadi, biasanya akan diambil beberapa sample  yang dipilih dengan cara tertentu yang nantinya akan digunakan untuk penelitian lebih lanjut.

populasi dalam bidang geografi

 populasi yang paling sering kita dengar dan kita gunakan sehari-hari, yaitu dalam bidang geografi : sinonim kata dari  penduduk.

Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi danruang tertentu.

contoh2nya :

populasi dalam bidang biologi

  biologi  : sekumpulan individu yang memiliki ciri dan karakteristik yang sama (biasa disebut species) yang hidup dan menempati wilayah atau daerah yang sama pada suatu waktu tertentu. Secara alami, keseluruhan anggota dari populasi ini satu sama lain saling bisa berinteraksi dan bereproduksi bersama dengan sesamanya.

populasi dalam bidang statistika


populasi dalam bidang statistika : sekumpulan data atau objek yang mempunyai ciri, kualitas atau karakteristik tertentu yang telah ditetapkan seorang peneliti untuk kemudian dipelajari dan ditarik kesimpulannya.


populasi disini bukan hanya berarti orang saja, melainkan juga bisa benda-benda yang lainnya di dunia ini. Karena definisinya yang mengikutsertakan ciri, kualitas, dan karakteristik, maka di bidang statistika ini populasi juga bukan hanya masalah yang berkaitan jumlah saja, melainkan juga segala ciri yang ada pada objek yang dijadikan penelitian.